WELCOME TO MY BLOG

Minggu, 11 Oktober 2015

Struktur Input dan Output

Struktur Input Dasar

1.       Scanf
Jika kita ingin memasukkan data dari keyboard, kita dapat menggunakan fungsi scanf ini. Data selanjutnya akan didefenisikan sebagai data variabel. Jika fungsi scanf ini digunakan untuk membaca data dengan tipe array, karakter yang selanjutnya kita sebut dengan istilah string, maka fungsi ini hanya akan membaca data sampai ditemukan blank. Dengan demikian nilai setelah blank dianggap bukan lagi nilai dari variabel yang akan mengisi variabel tersebut. Fungsi scanf lebih cocok digunakan untuk data-data numerik.

Fungi scanf jika digunakan maka harus disertai operator penanda alamat & didepan nama variabel yang digunakan untuk menyimpan data tersebut. Jika tidak mempergunakan operator alamat & ini maka ketika data diinputkan akan muncul pesan error Segmentation fault. Sedangkan untuk data string tidak perlu menggunakan operator ini. Tetapi jika digunakan tidak menjadi masalah. Fungsi scanf biasanya digunakan bersama-sama dengan fungsi printf. Perhatikan contoh berikut :
#include
main()
{
char a[25];
int b;
printf(“a = ”);scanf(“%s”,a);
printf(“b = ”);scanf(“%d”,&b);
printf(“Data yang anda masukkan \n”);
printf(“a = %s \n”,a);
printf(“b = %d \n”,b);
}
Setiap kali memasukkan data harus diikuti dengan menekan ENTER. Berikut adalah tampilan programnya.
a = raul
b = 12
Data yang anda masukkan
a = raul
b = 12

2.       Gets
Jika kita menggunakan fungsi scanf untuk membaca data yang bertipe string, maka data tersebut hanya akan dibaca sampai ditemukan spasi. Misalnya nama “naufal rasendriya” hanya kata “naufal” yang akan dibaca oleh program, sedangkan kata “resendriya” tidak terbaca karena sebelum kata tersebut program telah menemukan spasi yang mengakibatkan data ke varibel yang menyimpan nama dianggap selesai.
Untuk keperluan pemasukan data string yang panjang dipisahkan dengan spasi, bahasa C menyediakan fungsi gets. Perhatikan contoh berikut ini :
#include
main()
{
char nama[25];
char alamat[50];
printf(“Nama : ”);gets(nama);
printf(“Alamat : ”);gets(alamat);
printf(“\n”);
printf(“Data yang anda masukkan \n”);
printf(“Nama : %s \n”,nama);
printf(“Alamat : %s \n”,alamat);
}
Tampilan program :
Nama : Shamaratul Fuadi
Alamat : Padang

Data yang anda masukkan
Nama : Shamaratul Fuadi
Alamat : Padang

Fungsi Input 

1.    Input Tanpa Format

a.       Memasukkan Nilai Karakter
Fungsi yang digunakan :
getche( )      : memasukkan karakter tanpa penekanan Enter
getchar( )    : memasukkan karakter dengan penekanan Enter
getch( )        : memasukkan karakter dengan penekanan enter tanpa menampilkan di layar monitor.
Contoh ;
#include <stdio.h>
#include<conio.h>
main()
{
char C;
printf(“Masukan karakter : “); C = getche();
printf(“\nKarakter yang dimasukkan adalah : %c, C);
}

Out :      Masukkan karakter : a
Karakter yang dimasukkan adalah : a

b.      Memasukkan String
Fungsi yang digunakan adalah fungsi gets( ). Fungsi ini menggunakan argument variabel string untuk menerima data.
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main()
{
char S[50];
printf(“Masukan String : “); C = gets(S);
printf(“String yang dimasukkan adalah : %s,S);
}
Out :      Masukkan String : Saya
String yang dimasukkan adalah : Saya


2.    Input Data Terformat
Fungsi yang digunakan adalah scanf( ).

Kode-kode format untuk scanf
Kode Format
Kegunaan
%c
%d
%i
%h
%e
%f
%g
%s
%o
%x
Membaca sebuah karakter
Membaca sebuah nilai integer decimal
Membaca sebuah nilai integer decimal
Membaca sebuah nilai short integer decimal
Membaca sebuah dta pecahan
Membaca sebuah data pecahan
Membaca sebuah data pecahan
Membaca sebuah data string
Membaca sebuah nilai octal
Membaca sebuah nilai hexadesimal
Contoh input string :
#include”stdio.h”
main( )
{    char S[80];
printf(“Masukkan string : “); scanf(“%[^\n]”,S);
printf(“Nilai String adalah : %s \n”, S) ;
}

Out :      Masukkan string : saya suka kamu
Nilai string adalah : saya suka kamu

Ket :       %[^\n] digunakan menggantikan %s agar semua karakter termasuk spasi akan dibaca sampai ditemui penekan tombol enter, karena %s tidak akan membaca spasi atau tab. Untuk input string tidak perlu menggunakan operator pointer ‘&’, karena pengenal ini sudah berbentuk suatu pointer.
Contoh input numeric
#include <stdio.h>
main ( )
{     float F;
int I;
char C;
scanf(“%4f  %4d  %c”,&F,&I,&C);
printf(“Nilai yang diinput : %5.2f  %i dan %c \n”,F,I,C);
}

Out :      Jika nilai yang diinput   12.345678 a
Nilai yang diinput : 12.30 4567 dan 8

note :    Pemisah nilai-nilai data yang dimasukkan tergantung dari pemisah kode format yang digunakan. Jika antara kode format digunakan pemisah spasi atau tanpa pemisah maka nilai data yang dimasukkan harus dipisahkan dengan whitespace character(blank, tabulasi atau enter).



Struktur Output Dasar

Seorang pengguna dapat menampilkan data ke layar atau ke  bentuk ouput lainnya. Di dalam C terdapat fungsi untuk menampilkan secara tidak terformat, fungsi yang digunakan yaitu Putch() , Putchar() , Puts() 

Kelebihan: Berbentuk sederhana.
Kelemahan: fungsi ini tidak dapat digunakan untuk menampilkan bentuk yang rumit dan hanya dapat menggunakan sebuah argument saja.

Fungsi-fungsi Untuk Mengeluarkan Data
1.    Output Tanpa Format
Fungsi yang digunakan adalah :
Putch()         : untuk menampiulkan karakter
Putchar()     : untuk menampilkan nilai karakter.
Puts()            : untuk menampilkan string.

Contoh :
 Char C, S[10] = “ini string”;
C = ‘A’;
Putchar(C); Puts(S);
Output : A ini string

2.    Output dengan format
Fungsi yang digunakan adalah printf( )

Kode-kode format untuk printf

Kode Format
Kegunaan
%c
%s
%d
%i
%u
%e
%f
%g
%o
%x
%p
Menampilkan sebuah karakter
Menampilkan nilai string
Menampilkan nilai integer decimal
Menampilkan nilai integer decimal
Menampilkan nilai integer decimal tak bertanda
Menampilkan nilai pecahan dalam notasi saintific
Menampilkan nilai pecahan
Pengganti %f atau %e tergantung yg terpendek
Menampilkan sebuah nilai octal
Menampilkan nilai hexadecimal
Menampilkan suatu alamat memory untuk pointer

Dibuat oleh : Shamaratul Fuadi
Mata kuliah : Bahasa Pemrograman
Prodi : T. Elektro Industri
Universitas Negeri Padang

Rabu, 07 Oktober 2015

PEMBAGIAN TAUHID DAN PENYIMPANGAN-PENYIMPANGANNYA




Para ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah baik dari kalangan salaf maupun khalaf setelah meneliti dalil-dalil baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah tentang Tauhid mereka menyimpulkan bahwa Tauhid itu dibagi menjadi tiga, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Al-Asma’ Wa Ash Shifat. 
Diantara Pernyataan Ulama Salaf Tentang Pembagian Tauhid

1. Al-Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad Ath-Thahawi rahimahullah (wafat tahun 321 H).
Dalam salah satu karya monumentalnya, Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah, Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi menegaskan:
”Kita katakan tentang tauhidullah dalam keadaan meyakini dengan taufiq Allah, bahwa sesungguhnya Allah adalah Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada sesuatupun yang semisal dengan-Nya, tidak ada sesuatupun yang bisa mengalahkannya, tidak ada ilah selain Dia.”
Penjelasan tentang pernyataan Al-Imam  Ath-Thahawi rahimahullah
Allah adalah Esa tidak ada sekutu bagi-Nya” meliputi tiga jenis tauhid sekaligus, karena Allah Esa dalam Rububiyyah-Nya, dalam Uluhiyyah, dan dalam Al-Asma wa Ash-Shifat -Nya.
Tidak ada sesuatupun yang semisal dengan-Nya” ini adalah Tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat
Tidak ada sesuatupun yang bisa mengalahkannya”, ini adalah Tauhid Ar-Rububiyyah.
Tidak ada ilah selain Dia” ini adalah Tauhid Al-Uluhiyyah.

2. Al-Imam ‘Ubaidullah bin Muhammad bin Baththah Al-’Ukbari rahimahullah (wafat tahun 387 H) dalam karya besarnya yang berjudu l-Ibanatul Kubra, beliau mengatakan: “Bahwa dasar iman kepada Allah yang wajib atas makhluk (manusia dan jin) untuk meyakininya dalam menetapkan keimanan kepada-Nya, ada tiga hal:
Pertama: Seorang hamba harus meyakini Rububiyyah-Nya, yang dengan itu dia menjadi berbeda dengan atheis yang tidak menetapkan adanya pencipta.
Kedua: Seorang hamba harus meyakini Wahdaniyyah-Nya, yang dengan itu dia menjadi berbeda dengan jalannya orang-orang musyrik yang mengakui sang Pencipta namun menyekutukan-Nya dengan beribadah kepada selain-Nya.
Ketiga: Meyakini bahwa Dia bersifat dengan sifat-sifat yang Dia harus bersifat dengannya, berupa sifat Ilmu, Qudrah, Hikmah, dan semua sifat yang Dia menyifati diri-Nya dalam kitab-Nya.”

Penjelasan Tentang Makna Tiga Macam Tauhid tersebut

1. Tauhid Ar-Rububiyyah, adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu-satunya Rabb.Makna Rabb adalah Dzat yang Maha Menciptakan, yang Maha Memiliki dan Menguasai, serta Maha Mengatur seluruh ciptaan-Nya.  Ayat-ayat yang menunjukkan tauhid Ar-Rububiyyahsangat banyak, di antaranya (artinya):
”Sesungguhnya Rabb kalian hanyalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia beristiwa` di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, hak mencipta dan memerintah hanyalah milik Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam. [Al-A’raf: 54]
Kaum musyrikin Quraisy juga mengakui Tauhid Rububiyyah berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla (artinya):
Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” tentu mereka akan menjawab: “Allah”, Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). [Al-’Ankabut: 61]
Dari ayat diatas bisa disimpulkan bahwa kaum musyrikin mengakui bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Yang Maha Menciptakan, Maha Mengatur, dan Maha Memberi Rizki. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 6/294)
Penyimpangan Dalam Tauhid Rububiyyah
Penyimpangan dalam tauhid rububiyyah yaitu dengan meyakini adanya yang menciptakan, menguasai, dan mengatur alam semesta ini selain Allah Azza wa Jalla dalam hal yang hanya dimampui oleh Allah Azza wa Jalla.
·         Seperti keyakinan bahwa penguasa dan pengatur Laut Selatan adalah Nyi Roro Kidul. Ini suatu keyakinan yang bathil. Barangsiapa meyakini bahwa penguasa dan pengatur laut selatan adalah Nyi Roro Kidul maka dia telah berbuat syirik (menyekutukan Allah Azza wa Jalla) dalam Rububiyyah-Nya. Karena hanya Allah-lah Yang Menguasai dan Mengatur alam semesta ini.
·         Begitu juga barangsiapa meyakini bahwa yang mengatur padi-padian adalah Dewi Sri, berarti ia telah syirik dalam hal Rububiyyah-Nya, karena hanya Allah-lah Yang Maha Menciptakan dan Mengatur alam semesta ini.
·         Meyakini bahwa benda tertentu bisa memberi perlindungan dan pertolongan terhadap dirinya seperti jimat, keris, cincin, batu, pohon, dan lain-lain.
·         Serta keyakinan bahwa sebagian para wali bisa memberi rizki, dan bisa pula memberi barokah, juga termasuk kesyirikan dalam Rububiyyah-Nya.
2. Tauhid Al-Uluhiyyah, adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu-satu-Nya Dzat yang berhak diibadahi dengan penuh ketundukan, pengagungan, dan kecintaan. Dinamakan juga dengan Tauhidul ’Ibadah atau Tauhidul ’Ubudiyyah, karena hamba wajib memurnikanibadahnya hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata. Ayat-ayat Al-Qur`an yang menunjukkan tauhid jenis ini sangat banyak, diantaranya:
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah.”[Muhammad: 19]
Juga firman Allah Azza wa Jalla:
”Beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” [An-Nisa`: 36]
Rabbul ’Alamin adalah satu-satu-Nya Dzat yang berhak dan pantas untuk diibadahi. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla memerintahkan umat manusia untuk beribadah hanya kepada-Nya, karena Dia adalah Rabb. Termasuk juga Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada kaum musyrikin arab, yang mengakui bahwa Allah Azza wa Jalla sebagai Rabb satu-satunya, untuk mereka beribadah hanya kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
”Wahai umat manusia, beribadahlah kalian kepada Rabb kalian.” [Al-Baqarah: 21]
Penyimpangan-penyimpangan dalam tauhid uluhiyyah.
Penyimpangan dalam tauhid jenis ini yaitu dengan memalingkan ibadah kepada selain Allah Azza wa Jalla seperti berdoa kepada kuburan atau ahli kubur, meminta pertolongan kepada jin, meminta barokah kepada orang tertentu, menyandarkan nasibnya (bertawakkal) kepada benda tertentu, seperti batu, jimat, cincin, keris, dan semacamnya. Karena do’a dan tawakkal termasuk ibadah, maka harus ditujukan hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata.

3. Tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat, adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla memiliki nama-nama yang indah (al-asma`ul husna) dan sifat-sifat yang mulia sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya, sebagaimana yang Allah Azza wa Jalla beritakan dalam Al-Qur`an, atau sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah r dalam hadits-haditsnya yang shahih. Sekaligus meyakini dan beriman bahwa tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah Azza wa Jalla.
Di antara sekian banyak ayat Al-Qur`an yang menunjukkan tauhid ini, firman Allah Azza wa Jalla:
”Hanya milik Allah al-asma`ul husna, maka berdo’alah kalian kepada-Nya dengan menyebutnya (al-asma`ul husna) dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (mengimani) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [Al-A’raf: 180]
Allah Azza wa Jalla berfirman:
”Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [Asy Syura: 11]
Penyimpangan dalam tauhid Al-Asma’ wa Ash Shifat:
·         Tidak meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla mempunyai sifat-sifat yang sempurna tersebut. Padahal telah disebutkan dalam Al-Qur’an atau dalam hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallamyang shahih.
·         Menyerupakan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Padahal AllahAzza wa Jalla telah berfiman (artinya):
”Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [Asy Syura: 11].
·         Menyelewengkan atau menta’wil makna Al-Asma’ul Husna, yang berujung pada peniadaan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla.
·         Menentukan cara dari sifat-sifat Allah Azza wa Jalla, yang bermuara pada penyerupaan dengan makhluk-Nya



Tanggapan saya tentang penyelewengan Tauhid :

1.     Tauhid Ar-Rububiyyah
Menurut saya bahwa  Allah Azza wa Jalla adalah satu-satunya Rabb. Makna Rabb adalah Dzat yang Maha Menciptakan, yang Maha Memiliki dan Menguasai, serta Maha Mengatur seluruh ciptaan-Nya. Agar kita dapat lebih meyakini hanya Allah yang maha menciptakan,menguasai dan mengatur seluruh ciptaan-Nya,alahkah baiknya kita lebih memperdalam ilmu agma kita seperti perbanyak membaca Al-Qur’an,hadist,dan sejarah islam.

2.     Tauhid Al-Uluhiyyah
Menurut saya bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu-satu-Nya Dzat yang berhak diibadahi dengan penuh ketundukan, pengagungan, dan kecintaan. Oleh karena itu,kita harus berdoa dan bertawakal hanya kepada Allah semata bukan kepada benda-benda mati ataupun hal mistis.

3.     Tauhid Al-Asma’ wa Ash-Shifat
Kita harus meyakini bahwa Allah memiliki sifat yang sempurna tidak ada makhluk-Nya yang bisa menyerupai Nya,seperti dijelaskan pada hadist yang berbunyi :
‘Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [Asy Syura: 11].

Dibuat oleh : Shamaratul Fuadi
Mata kuliah : Agama Islam
Prodi : T. Elektro Industri
Universitas Negeri Padang