WELCOME TO MY BLOG

Kamis, 10 Maret 2016

Pengantar IAD

Pengantar Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk mata kuliah wajib universitas (MKWU) dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ilmu alamiah dasar wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua program studi terutama untuk program studi non exacta dengan maksud memperkenalkan konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi  pengetahuan mahasiswa dalam memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan alam.
Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Ilmu alamiah dasar bukan merupakan suatu disiplin ilmu, melainkan suatu pengetahuan tentang konsep-konsep dasar yang ada dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi (IPTEK). Tujuan pembelajaran dari ilmu alamiah dasar dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperluas wawasan pengetahuan serta membantu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berperilaku terhadap lingkungan.
Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, menetapkan bahwa mata kuliah ilmu alamiah dasar merupakan kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB). MBB merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Lulusan Program Sarjana Strata Satu (S1) diarahkan memiliki kualifikasi sebagai berikut :
Menguasai dasar–dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada dalam kawasan keahliannya.
Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama.
Mampu bersikap dan berprilaku dalam membawakan diri berkarya pada bidang keahliannya dan mampu dalam berkehidupan di masyarakat.
Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian yang merupakan keahliannya.
Lulusan Perguruan Tinggi diharapkan memiliki kemampuan dengan kualifikasi akademik, profesional dan personal. Lulusan juga diharapkan;
memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral dalam bersikap terhadap permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, ketahanan dan keamanan, maupun persatuan bangsa.
memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitas budaya maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama pula berperan dalam pelestariannya.
 HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP IAD
Hakekatnya IAD bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu, melainkan suatu pengetahuan tentang konsep–konsep dasar yang ada dalam Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Pelaksanaan perkuliahan IAD ditujukan untuk membantu para mahasiswa agar memiliki pandangan yang lebih luas dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam, serta mendekati persoalan pengetahuan alam dengan penalaran yang lebih komprehensif.
Perkuliahan IAD dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperluas wawasan pengetahuan mahasiswa serta mencoba untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan personalnya. Setiap mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan IAD diharapkan cukup peka dan tanggap dan penuh rasa tanggung jawab terhadap berbagai masalah perkembangan IPA dan Teknologi disamping masalah sosial dan budaya yang ada dalam masyarakatnya, serta lingkungan hidup yang sering kali merupakan suatu proses yang terjalin secara tidak terpisahkan.
Sasaran perkuliahan IAD adalah agar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah IAD dapat memperoleh dan memahami pengetahuan yang ada termasuk dalam bidang IPA dan Teknologi, serta dapat menanggapi dan menghargai pengetahuan tersebut. Mata kuliah IAD tidak dimaksudkan untuk memberikan dasar pengetahuan yang mendalam, melainkan memberikan suatu pandangan mengenai perkembangan IPA dan Tekonologi yang merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia dan sumberdaya alam serta lingkungan hidupnya. Setelah mempelajari mata kuliah IAD, diharapkan mahasiswa dapat memperkaya cakrawala wawasannya terhadap ilmu alamiah dan teknologi, dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup secara arif dan bertanggung jawab serta dapat menggunakan teknologi tepat guna.

IAD SEBAGAI BAGIAN DARI MATAKULIAH BERKEHIDUPANBERMASYARAKAT (MBB)
Memperhatikan hakikat, ruang lingkup IAD dan pengelompokkan mata kuliah maka mata kuliah IAD dapat dimasukkan dalam kelompok MBB, bersama mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Keterkaitan dan perlunya MBB untuk mendukung bidang ilmu lain, IPS, IPA maupun Budaya, dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
Komponen MBB yang wajib diasuh dalam setiap program studi dan berlaku nasional bertujuan untuk mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang :
Keanekaragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan bemasyarakat dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan, serta tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam berkehidupan bermasyarakat, baik nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

Ilmu Lingkungan

IPS

IPA

MBB

IPB

Futurology
(Teknologi)

Psikologi





 Berdasarkan kelengkapan struktur kurikulum inti tersebut maka diharapkan lulusan perguruan tinggi mempunyai kemampuan akademik, profesional dan personal.
a. Kemampuan akademik merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, menguasai peralatan analisis, berpikir logis, kritis, sistematis, tidak emosional, serta memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi serta merumuskan masalah yang dihadapi. Dengan cara pemikiran serta berperilaku tersebut, Seseorang yang berpendidikan tinggi mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
b. Kemampuan profesional merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli bersangkutan. Dunia pengetahuan makin memiliki kekhususan (spesifikasi) yang perlu dihadapi secara profesional. Untuk menjadi seorang sarjana diperlukan beberapa waktu, tetapi untuk memiliki kemampuan profesional diperlukan waktu yang lebih lama lagi, sehingga seorang sarjana diharapkan bukan hanya ahli dalam bidangnya, tapi juga memiliki ketrampilan yang diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.

c. Kemampuan personal merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan tersebut, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan, sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian bangsa. Disamping itu, dapat memahami dan mengenal nilai–nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Kemampuan personal diperoleh terutama dari MBB

Dibuat oleh : Shamaratul Fuadi
Mata kuliah : Ilmu Kealaman Dasar
Prodi : T. Elektro Industri

Universitas Negeri Padang

Kamis, 03 Maret 2016

Alam pikiran manusia dan perkembangannya

A.    Hakikat Manusia dan Keingintahuannya
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.
1.  Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :
a)      Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b)      Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c)      Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d)     Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e)      Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f)       Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2.  Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki “pengetahuan” bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai “Idle Curiousity” atau “Instinct” Instink itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan berpikir” dengan kata lain “curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya, mereka juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang. Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.

3.  Sifat Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .
Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :
Mitos
Wahyu
Otoritas dan tradisi
Prasangka
Intuisi
Penemuan kebetulan
Cara – coba – ralat

Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor). Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimen.

B. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya bagian organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala dibawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakn semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat purbertas, yang ditandai diantaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2-7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya manupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memedai. Selanjutnya setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

2. Perkembangan Sikap dan Pikiran Manusia
Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak dapat berenang secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah, dan sebagainya, tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.

C. Sejarah Pengetahuan Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu, maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui dan wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya. A. Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metefisika. Mitologi adalah pengetahuan tentang  mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan pancaindra manusia serta keinggintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), eliptika (bidang edar matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tongkak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546) seorang astronom, pakar dibidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya mementulkan sinar matahari,dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta yang belum terungkap.

Dibuat oleh : Shamaratul Fuadi
Mata kuliah : Ilmu Kealaman Dasar
Prodi : T. Elektro Industri
Universitas Negeri Padang