WELCOME TO MY BLOG

Sabtu, 18 Februari 2017

Proses lahirnya bangsa Indonesia

1.      Ragam pendapat tentang bangsa indonesia
"Pendapat saya sebagai seorang pelajar Indonesia adalah seharusnya di usia yang tengah diinjak ini, Indonesia mampu berbenah dalam segi apapun. Jangan hanya mengumbar janji atau saling menyalahkan. Kini saatnya untuk meningkatkan keamanan, kesejahteraan, juga perekonomian di Indonesia. Berantas pula para kriminal-kriminal yang ingin 'mencuri' aset bangsa. Jangan hanya ingin 'menikmati' apa yang Indonesia miliki tapi juga harus mampu menjaga serta merawatnya." Assyifa Narulita, Pangandaran.
Saya masih ingat pidato mantan presiden Soeharto pada tahun 1993, katanya memasuki tahun 2000 Indonesia tinggal landas. Tapi apa buktinya? Malah kondisi bangsa ini kian terpuruk. Banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan sementara yang kaya terus bertambah kaya. Kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat amat besar.Tony Rahu
"Saya bukan pemerhati yang mumpuni. Tetapi saya prihatin dengan etika generasi muda. Di pelosok desa sudah jarang ditemui kesantunan. Apapun usaha yang kita buat, tak akan ada artinya meski usia negeri ini bertambah. Generasi penerus yang harus dibenahi. Hallo yang berwenang di dunia pendidikan. Bagaimana kalau etika dimasukkan lagi dalam kurikulum SD sampai SMA. Agar tercetak anak-anak beretika. Jenius bisa digeber semasa kuliah. Beretika harus mulai sejak dini." Endahsandy, Kediri.
"Selama korupsi masih ada di negeri Indonesia maka kemerdekaan hanyalah wacana. Peringatan kemerdekaan yang setiap tahun dikumandangkan tanpa makna apa-apa hanya seremonial belaka karena pemimpin yang diberi amanah tidak menjalankan yang tertera di Undang-undang Dasar 1945." Wahjoe, Nganjuk.
"Tidak mudah memang membangun negara kepulauan dengan beragam budaya dan bahasa. Tentu tingkat kesuburan tanah dan sumber yang tidak merata dan hal itu juga menjadi salah satu faktor." Aji EsKa, Komunitas BBC Indonesia di Facebook.
"Saya masih ingat pidato mantan presiden Soeharto pada tahun 1993, katanya memasuki tahun 2000 Indonesia tinggal landas. Tapi apa buktinya? Malah kondisi bangsa ini kian terpuruk. Banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan sementara yang kaya terus bertambah kaya. Kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat amat besar." Tonny Rahu, Komunitas BBC Indonesia di Facebook.
Tanah airku mereka gadaikan kepada orang asing, kekayaanku masih tetap terjajah, bumiku dihabiskan demi kepentingan pribadi. Renungkan saudaraku. Indonesia ku jaya.Rizkie Aji Saputra
"Alhamdulillah, Dirgahayu RI ke-68. Bangga menjadi WNI yang telah membangun NKRI hingga maju seperti terlihat kini. Tugas berikut Bangsa Indonesia adalah memilih salah satu putra/i terbaik menjadi Presiden RI masa 2014-2019. RI1 mempunyai karakter jiwa luhur yang akan menjadi panutan seluruh rakyat secara moral, jasmani, rohani guna memimpin pembangunan NKRI menuju negara maju, adil, makmur, loh jinawi. Merdeka, Merdeka, Merdeka." Kariem Lee, Yogjakarta.
"Sudah 68 tahun merdeka, bukan berarti rakyat Indonesia hidup berkeadilan apalagi sampai berkemakmuran. Indonesiaku hebat, namun Indonesiaku rapuh. Sumber daya alam berlimpah bukan jaminan, karena para pengambil keputusan adalah 'calo' sesungguhnya. Alih-alih membangun, semua kebutuhan pokok dikondisikan atau dipaksa impor. Penegakan hukum yang tebang pilih semakin menambah kebobrokan demi kebobrokan. Dirgahayu RI ke-68. I Love Indonesia. Wahai pemangku jabatan, jangan jadikan bangsa ini penjajah apalagi terhadap rakyatnya." Kristianus Noeng, Jakarta.
"Selama 68 tahun perjalanan kemerdekaan Indonesia, ada catatan yang patut direnungkan. Yaitu hubungan pembangunan ekonomi dengan kesejahteraan sosial. Selama ini, ada diskoneksitas antara keduanya. Apa gunanya pertumbuhan ekonomi 6%, kalau kebijakan sosial yang diambil tidak fokus dalam meningkatkan kemakmuran warga negara Indonesia. Apa gunanya pertumbuhan ekonomi tinggi, kalau ada ibu rumah tangga yang berusaha bunuh diri bersama dua anaknya karena tidak mampu. Raskin saja mereka tidak dapat." Yusron, Kediri.
"Mari juga kita mengingat Cut Nyak Din (CND). Setelah bertahan lama di hutan, CND tertangkap oleh Belanda karena informasi sahabatnya sendiri kepada Belanda, yang seolah-olah dia kasihan pada CND yang hidup terasing di hutan. CND akhirnya meninggal dan dikuburkan di Sumedang, jauh dari tempat perjuangannya. Apa maksud Belanda memakamkan CND jauh dari kampungnya? Dengan cara ini Belanda berhasil meredam semangat juang bangsa untuk meneruskan perjuangan bangsa terhadap penjajah Belanda. Seiring dengan jaman kemerdakaan, pola Belanda ini tanpa disadari kita ikuti. Bagaimana kita mengadili tokoh publik yang dianggap bersalah sebelum pembuktian di meja hijau? Dengan menempatkan tokoh tersebut pada penilaian publik dan menjadikannya hujatan, telah mempermudah proses untuk menjatuhkan vonis bersalah di meja hijau. Begitukah cara kita memvonis seseorang?. Bukankah motto kita ' justice for all'. Semoga jadi renungan kita." Denny Indrawan, Bandung.
"Usiaku pengalaman hidupku, banyak hal yang diperjuangkan dalam awal kelahiranku. Tidak peduli bagaimana keadaan mereka tapi aku tahu yang mereka lakukan merupakan sebuah keikhlasan nyata untuk kemajuan bangsa tapi kenapa sekarang banyak yang tidak sayang padaku. Tanah airku mereka gadaikan kepada orang asing, kekayaanku masih tetap terjajah, bumiku dihabiskan demi kepentingan pribadi. Renungkan saudaraku. Indonesia ku jaya." Rizkie Aji Saputra, Bumiayu.
"Indonesia sudah merdeka 68 tahun lalu tapi pemerataan pembangunan belum diperhatikan pemerintah. Di daerah saya, listrik dan jaringan telepon belum bisa diakses. Mohon hal ini diperhatikan pemerintah." Christian Umbu Riada, Waibakul.
"Di usia saya yang masuk dekade enam, saya merenung dan mempraktekkan hidup untuk selalu berusaha menegakkan kebaikan, kebenaran, kejujuran, keadilan, serta persaudaraan bebas sara dengan berlandaskan moral yang terangkum eksplisit pada dasar negara Pancasila. Dengan usaha yang benar dan proses yang tidak instan mari saudaraku sebangsa dan setanah air kita perangi kemiskinan, kebodohan, kemelaratan, dan ketidakadilan di lingkungan kita dengan tugas fungsi dan peran kita masing secara baik dan benar." AG Paulus, Purwokerto.
"Kurun waktu yang cukup panjang dilakoni bangsa. Pengorban dalam revolusi fisik, baik materi maupun air mata, bahkan darah tertumpah pula menyirarami ibu pertiwi. Jangan pernah lupakan pengorbanan dan amanah para pejuang. Mari instropeksi dan evaluasi diri. Sudahkah kita benar-benar merdeka, mandiri, sejahtera serta berdaulat sebagai suatu bangsa. Ataukah selama ini telah mengkhianati cita-cita amanah para pendiri bangsa. Perlu kejujuran pula." Rakean Agung, Tangerang.
2.      Unsur-unsur negara
Pengertian Legislatif
Legislatif adalah sebuah lembaga kenegaraan di Indonesia yang dalam hal ini memiliki tugas untuk membuat atau menciptakan produk undang-udang. Lembaga yang disebut sebagai lembaga legislator adalah DPR. Jadi, jika Anda bertanya "apa sih salah satu tugas pokok DPR itu?", maka jawabannya, salah satu tugas utama DPR adalah membuat undang-undang.
Pengertian Eksekutif
Yang masuk dalam lingkaran eksekutif adalah presiden, wakil presiden serta jajaran kabinet dalam pemerintahan. Jajaran kabinet dalam sebuah pemerintahan dalam hal ini pemerintahan Republik Indonesia adalah para menteri yang telah ditunjuk dan dilantik secara resmi oleh presiden.
Pengertian Yudikatif
Jika legislator adalah DPR, dan eksekutif adalah presiden beserta wakil dan para menteri anggota kabinet, maka yudikatif adalah lembaga yang memiliki tugas untuk mengawal serta memantau jalannya perundang-udangan atau penegakan hukum di Indonesia, seperti MA (mahkamah agung), dan MK (mahkamah konstitusi).
Fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif
Dari uraian diatas, tentunya sudah dapat dipahami bahwa tugas legislatif adalah untuk membuat undang-undang. Tugas eksekutif sebagai eksekutor atau pelaksana, dan fungsi dari yudikatif adalah sebagai lembaga pengawal serta pemantau jalannya roda pemerintahan dengan menjadikan hukum sebagai acuan.
3.      Cerminan identitas nasional negara kita
Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Unsur-Unsur Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
• Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara
• Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
• Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.


Dibuat oleh : Shamaratul Fuadi
Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Prodi : T. Elektro Industri
Universitas Negeri Padang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar