WELCOME TO MY BLOG

Jumat, 01 September 2017

Metode Penelitian kuantitatif



Paradigma dan cara berpikir dalam metode penelitian sosial mempengaruhi metode penelitian yang akan digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitan sosial berdasarkan analisis data dibagi menjadi dua, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif (Silalahi, 2006:35). Jurnal ini hanya akan berfokus pada metode kuantitatif, sedangkan metode kualitatif akan dijelaskan pada jurnal berikutnya. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk memverifikasi fenomena tertentu yang merupakan hubungan sebab-akibat antara dua variabel, dan oleh karenanya bersifat deduktif. Objektivitas sangat ditekankan dalam penelitian ini karena digunakannya paradigma positivisme yang meyakini adanya kebenaran tunggal. Penelitian dengan metode kuantitatif akan banyak menggunakan angka-angka dan data statistik untuk mendeskripksikan permasalahan penelitian.

Metode Riset Kuantitatif 

Silalahi (2006:69) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai penyelidikan mengenai masalah sosial yang berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri atas variabel-variabel, diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi yang dilakukan dalam penelitian tersebut itu benar atau tidak. Sherman dan Webb (dalam Blaxter, et. al., 2001:93) menganggap metode penelitian kuanititatif sebagai metode yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tidak langsung dan abstrak, kemudian diperlakukan secara sama, baik dengan menambahkan atau menggandakannya, maupun dengan “memberi kuantitas” terhadap pengalaman-pengalaman tersebut.  
            Penelitian kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan dari suatu ciri tertentu yang diperoleh melalui penghitungan (Silalahi, 2006:36). Secara umum, penelitian kuantitatif ini menggunakan analisis statistik atas data kuantitatif maupun kualitatif yang telah dikuantifikasi (Silalahi, 2006:36). Data-data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data yang kuat dan cenderung lebih mudah ditiru, sementara hasil penelitiannya nantinya dapat di generalisasikan dan realitas yang kemudian diteliti merupakan realitas yang relatif stabil (Blaxter, et.al., 2001:95).
            Penelitian kuantitatif dinyatakan sebagai paradigma positivisme yang berarti bahwa suatu teori itu haruslah bisa diuji secara empiris (Silalahi, 2006:68-69). Ketepatan dari penelitian yang dilakukan ini dapat diperiksa melalui replikasi, yaitu melalui pengulangan penelitian dalam suatu pengamatan dengan kondisi yang sama. Paradigma positivis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menekankan pada fakta yang dapat diteliti dan keyakinan bahwa perilaku manusia itu merupakan fakta yang dapat dijelaskan sama seperti menjelaskan perilaku zat-zat yang ada pada ilmu alam (Silalahi, 2006:65). Sehingga dapat ditarik simpulan bahwa tugas dasar dari ilmu adalah untuk dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam dan memprediksi kejadian-kejadian yang ada pada mereka (Silalahi, 2006:65).

Cara Melakukan Riset Kuantitatif

Secara umum, metode penelitian kuantitatif menggunakan asumsi dasar berupa hipotesis yang terdiri atas fakta dan data yang memiliki obyektifitas dan dapat dikelompokkan menjadi variabel-variabel yang dapat diukur dan diidentifikasi secara nyata (Silalahi, 2006:72). Dalam melakukan tahapan penelitiannya, Wallace (dalam Suyanto, 2007:135) mengungkapkan bahwa metode penelitian kuantitatif terdiri atas lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik penarikan sampel untuk memberikan penjelasan terhadap hipotesis awal yang telah dibuat.
Bryman (dalam Silalahi, 2006:74) menjabarkan proses penelitian kuantitatif dengan memulainya terlebih dulu melalui penetapan teori awal. Metode kuantitatif erat kaitannya dengan pengujian teori untuk mendapatkan sebuah kebenaran. Setelah menetapkan teori, proses yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis atas teori tersebut, kemudian menjabarkannya ke dalam perencanaan penelitian yang meliputi penentuan subyek penelitian atau responden serta teknik pengumpulan data yang akan dilakukan. Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti kuantitatif akan membuat hipotesis sementara untuk  diolah melalui proses coding, editing, scoring dan tabulasi hingga dapat dianalisis dan dibuktikan kebenarannya dengan teori awal yang telah ditetapkan. John Creswell (1994, dalam Silalahi, 2006:70) menyebut proses setelah pengumpulan data selesai sebagai operasionalisasi konsep atau variabel tertentu yang diturunkan dari teori, serta penggunaan suatu instrumen untuk mengukur sebuah variabel yang ada dalam suatu teori.

Posisi dan Manfaat Metode Kuantitatif dalam Penelitian

Jenis metode penelitian ini tergolong sebagai penelitian verifikatif karena cenderung digunakan untuk menguji kebenaran teori yang telah ada. Metode ini kemudian menjadi populer dan sering digunakan para akademisi, terutama para mahasiswa sebagai dasar tesisnya. Hal ini dikarenakan sifat penelitian kuantitatif yang objektif dan relatif praktis dibanding penelitian kualititatif yang memerlukan analisis yang lebih komprehensif. Penelitian kuantitatif juga seringkali menjadi salah kaprah di mata beberapa orang. Metode ini hanya dianggap “bermain-main” dengan angka saja tanpa analisis dan kesimpulan lebih lanjut dari hasil pengolahan data tersebut (Suyanto, 2007:136). Penelitian ini juga seringkali diragukan kemampuannya dalam “merangkul” seluruh aspek dalam subjek penelitian. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif juga seringkali dikaitkan dengan penelitian bidang-bidang eksak yang hasilnya memang membutuhkan sebuah kebenaran tunggal. Suyanto (2007) mengungkapkan bahwa sebuah fenomena terkadang menunjukkan adanya diversifitas yang signifikan sehingga dibutuhkan penelitian yang memiliki nuansa tersendiri. Metode penelitian kuantitatif dianggap dapat mengidentifikasi sebuah fenomena sosial dan dapat memperlihatkan apakah terdapat perubahan yang signifikan di dalamnya, melalui data-data dan statistik obyektif yang ditunjukkan melalui angka-angka.      
  
Contoh Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, dan kemudian menarik simpulan yang diperoleh dari analisis data. Salah satu contoh judul penelitian kuantitatif adalah “Pengaruh Ideologi dan Idiosinkretis Pemimpin Rusia terhadap Pembentukan Politik Luar Negeri”. Dari judul tersebut dapat ditemukan bahwa ada dua variabel bebas (X1: ideologi Rusia dan X2: idiosinkretis pemimpin Rusia) dan satu variabel terikat (Y: pembentukan politik luar negeri). Rumusan masalah yang dapat ditarik adalah: (1) adakah pengaruh ideologi Rusia terhadap pembentukan politik luar negeri?; (2) adakah pengaruh idiosinkretis pemimpin Rusia terhadap pembentukan politik luar negeri?; dan (3) adakah pengaruh ideologi dan idiosinkretis pemimpin Rusia secara bersama-sama terhadap pembentukan politik luar negeri? Hipotesisnya kemudian menjadi: (1) ada pengaruh ideologi Rusia terhadap pembentukan politik luar negeri; (2) ada pengaruh idiosinkretis pemimpin Rusia terhadap pembentukan politik luar negeri; dan (3) ada pengaruh ideologi dan idiosinkretis pemimpin Rusia secara bersama-sama terhadap pembentukan politik luar negeri.

Simpulan
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan tata cara pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi dalam rangka penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Metode ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang akurat, mendapatkan fakta yang objektif dan secara pasti dapat diuji dengan menggunakan metode replikasi agar dapat dibuktikan kembali keakuratan dari penjelasan fenomena yang terjadi. Ciri-ciri kuantitatif dapat dilihat melalui paradigma positivisme yang cenderung ilmiah, mengklasifikasikan sifat realitas yang konkret dan terukur, serta objektivitas hubungan antara peneliti dengan responden dalam jangka pendek. Peneliti menggunakan metode ini ketika berkeinginan untuk mendapatkan sebuah gambaran suatu populasi, menemukan satu pengaruh perlakuan terhadap yang lain (prediksi), dan memverifikasi validitas teori. Langkah penelitian diawali dengan perumusan masalah (isu praktis atau isu teoritis), pengembangan kerangka teoritis dan perumusan hipotesis, penentuan desain penelitian, pengukuran, penentuan subjek (populasi dan sampel), pengumpulan data, analisis data, interpretasi terhadap hasil analisis, pembuatan laporan hasil penelitian.

Daftar Pustaka:
Blaxter, Loraine, et. al. (2001). How to Research. Maidenhead: Open University Press.
Silalahi, Ulber. (2006). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.
Suyanto, Bagong. (2007). Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan (Sutinah, ed.). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar